BONSAI
bisa disebut sebagai mahakarya. Tanaman kerdil ini memiliki keunikan tersendiri
dan bernilai seni tinggi. Jadi jangan mengernyitkan dahi jika mendengar bonsai
dihargai uang sebesar Rp 1,5 miliar, atau setara dengan sebuah mobil BMW 730Li
Business 3.0L.
Tak dinyana, bonsai seharga itu ternyata dipajang dalam Pameran dan Kontes
Bonsai Nasional ESP CUp di Palembang Trade Center (PTC) Mall, sejak Senin
(5/11) kemarin, hingga tanggal 11 November mendatang.
Bonsai jenis kayu Lohansung, yang punya ketinggian fisik 50 Centimeter,
tersebut tertanam di dalam pot berdiameter kurang lebih 80 centimeter.
Batangnya penuh corak guratan Seakan menunjukkan umurnya yang sudah menginjak
sekitar 80 tahun.
Adalah Tongariodjo Angkasa, Direksi PT Golgon yang bergerak di industri logam
sebagai pemilik bonsai termahal di kontes tersebut. Tongariodjo adalah
pengusaha yang berdomisili di Medan, Sumatera Utara. Setiap orang yang berdiri
di samping bonsai miliknya harus berhati-hati, maklum, jika satu tangkai pun
patah, ibarat BMW nyemplung ke selokan. Tak sedap lagi dipandang dan dinilai.
Perawatan bonsainya tak sembarang. Dalam sebulan, Tongariodjo harus merogoh
kocek hingga Rp 15 juta untuk memastikan perawatan bonsai tercintanya berada di
tangan yang tepat.
"Penyiraman harus dilakukan minimal sekali dalam sehari, Jika panasnya
ekstrim, maka dua kali disiram. Tiga bulan sekali harus dikasih pupuk khusus
seharga Rp 75 ribu per kotak. Setahun sekali ganti tanah humus dan dibubuhi
pasir Malang," kata Hendry Agust, perawat bonsai milik Tongariodjo kepada
Sripo, Senin (5/11).
Dijelaskan Hendry, bonsai tersebut adalah jenis kayu Lohansung yang berasal
dari Taiwan. Di negara asalnya, bonsai tersebut dihargai dengan nilai Rp 2,5
miliar. Lantas, apa keunggulan yang membuat bonsai tersebut semahal itu?
"Tingkat kematangan dan keindahannya. Kematangan dalam artian kesempurnaan
pohon dilihat dari akar, batang, dahan, ranting, bunga dan buah. Bonsai jenis
Lohansung membutuhkan waktu puluhan tahun baru bisa disebut matang. Permaknya
dari alam ke pot pun paling cepat membutuhkan waktu hingga 20 tahun,"
ungkapnya.
"Lalu unsur estetika," lanjutnya.
"Harus ada komposisi yang tepat antara tanaman dengan pot, batang dan
dahan. Apalagi dengan akar besar yang menyeruak keluar. Semuanya harus serasi
dalam satu dimensi," paparnya.
Kemudian yang juga penting adalah kesehatan bonsai. Ini dapat dilihat dari
warna daun,cerahnya. Daun, bebas hama, segar dan napak kekompakan warna daun
dengan pohon.
"Jika daunnya layu atau kering, harus kita gunduli agar tumbuh daun yang
baru," tambahnya.
Masih ada 200-an bonsai lain yang dipamerkan di halaman PTC. Dikatakan Ketua
Panitia Pameran dan Kontes, Ashari Aliagus, bonsai-bonsai tersebut didatangkan
dari Jambi, Bengkulu, Lampung, Tangerang, Depok, Bekasi, Sulawesi, Makassar dan
Sumenep. Termasuk milik Tongariodjo Angkasa dari Medan.
"Jenis pohon lokal yang dipamerkan adalah Santigi, Beringin, Mustam, Jeruk
Kingkit, dan Anting Putri. Sementara untuk jenis pohon impor yakni Fusu, Cemara
Cnensi, dan Boksus berasal dari Cina dan Taiwan," sebutnya.
Lebih lanjut, dikatakan Ashari, ratusan bonsai akan berlomba untuk
memperebutkan 'ESP Cup' pada acara puncak yang dihadiri oleh Walikota Palembang
Eddy Santana Putra.
"Tanggal 2-4 November mulai pendaftaran, tanggal 5-7 November penilaian
kontes, lalu pembukaan resmi oleh Walikota tanggal 8," urainya.
"Kita ingin memotivasi peserta atau pecinta bonsai untuk meningkatkan
kreativitas dan mutu bonsai Indonesia. Yang mana kita ketahui bahwa Indonesia
merupakan negara terbesar keempat penghasil bonsai dunia setelah Cina, Taiwan,
dan Jepang," tukasnya.
sumber:http://palembang.tribunnews.com/2012/11/06/lohansung-setara-harga-bmw-730li
Selasa, 13 November 2012
Langganan:
Postingan (Atom)