Selasa, 13 November 2012

Lohansung Setara Harga BMW 730Li

BONSAI bisa disebut sebagai mahakarya. Tanaman kerdil ini memiliki keunikan tersendiri dan bernilai seni tinggi. Jadi jangan mengernyitkan dahi jika mendengar bonsai dihargai uang sebesar Rp 1,5 miliar, atau setara dengan sebuah mobil BMW 730Li Business 3.0L.

Tak dinyana, bonsai seharga itu ternyata dipajang dalam Pameran dan Kontes Bonsai Nasional ESP CUp di Palembang Trade Center (PTC) Mall, sejak Senin (5/11) kemarin, hingga tanggal 11 November mendatang.

Bonsai jenis kayu Lohansung, yang punya ketinggian fisik 50 Centimeter, tersebut tertanam di dalam pot berdiameter kurang lebih 80 centimeter. Batangnya penuh corak guratan Seakan menunjukkan umurnya yang sudah menginjak sekitar 80 tahun.

Adalah Tongariodjo Angkasa, Direksi PT Golgon yang bergerak di industri logam sebagai pemilik bonsai termahal di kontes tersebut. Tongariodjo adalah pengusaha yang berdomisili di Medan, Sumatera Utara. Setiap orang yang berdiri di samping bonsai miliknya harus berhati-hati, maklum, jika satu tangkai pun patah, ibarat BMW nyemplung ke selokan. Tak sedap lagi dipandang dan dinilai. Perawatan bonsainya tak sembarang. Dalam sebulan, Tongariodjo harus merogoh kocek hingga Rp 15 juta untuk memastikan perawatan bonsai tercintanya berada di tangan yang tepat.

"Penyiraman harus dilakukan minimal sekali dalam sehari, Jika panasnya ekstrim, maka dua kali disiram. Tiga bulan sekali harus dikasih pupuk khusus seharga Rp 75 ribu per kotak. Setahun sekali ganti tanah humus dan dibubuhi pasir Malang," kata Hendry Agust, perawat bonsai milik Tongariodjo kepada Sripo, Senin (5/11).

Dijelaskan Hendry, bonsai tersebut adalah jenis kayu Lohansung yang berasal dari Taiwan. Di negara asalnya, bonsai tersebut dihargai dengan nilai Rp 2,5 miliar. Lantas, apa keunggulan yang membuat bonsai tersebut semahal itu?

"Tingkat kematangan dan keindahannya. Kematangan dalam artian kesempurnaan pohon dilihat dari akar, batang, dahan, ranting, bunga dan buah. Bonsai jenis Lohansung membutuhkan waktu puluhan tahun baru bisa disebut matang. Permaknya dari alam ke pot pun paling cepat membutuhkan waktu hingga 20 tahun," ungkapnya.

"Lalu unsur estetika," lanjutnya.
"Harus ada komposisi yang tepat antara tanaman dengan pot, batang dan dahan. Apalagi dengan akar besar yang menyeruak keluar. Semuanya harus serasi dalam satu dimensi," paparnya.

Kemudian yang juga penting adalah kesehatan bonsai. Ini dapat dilihat dari warna daun,cerahnya. Daun, bebas hama, segar dan napak kekompakan warna daun dengan pohon.

"Jika daunnya layu atau kering, harus kita gunduli agar tumbuh daun yang baru," tambahnya.
Masih ada 200-an bonsai lain yang dipamerkan di halaman PTC. Dikatakan Ketua Panitia Pameran dan Kontes, Ashari Aliagus, bonsai-bonsai tersebut didatangkan dari Jambi, Bengkulu, Lampung, Tangerang, Depok, Bekasi, Sulawesi, Makassar dan Sumenep. Termasuk milik Tongariodjo Angkasa dari Medan.

"Jenis pohon lokal yang dipamerkan adalah Santigi, Beringin, Mustam, Jeruk Kingkit, dan Anting Putri. Sementara untuk jenis pohon impor yakni Fusu, Cemara Cnensi, dan Boksus berasal dari Cina dan Taiwan," sebutnya.

Lebih lanjut, dikatakan Ashari, ratusan bonsai akan berlomba untuk memperebutkan 'ESP Cup' pada acara puncak yang dihadiri oleh Walikota Palembang Eddy Santana Putra.
"Tanggal 2-4 November mulai pendaftaran, tanggal 5-7 November penilaian kontes, lalu pembukaan resmi oleh Walikota tanggal 8," urainya.

"Kita ingin memotivasi peserta atau pecinta bonsai untuk meningkatkan kreativitas dan mutu bonsai Indonesia. Yang mana kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara terbesar keempat penghasil bonsai dunia setelah Cina, Taiwan, dan Jepang," tukasnya.



sumber:http://palembang.tribunnews.com/2012/11/06/lohansung-setara-harga-bmw-730li